“Aduhhh!!!!!!” Tia yang nggak sempat menghindari kejadian naas itu harus menanggung malu karena sekarang dirinya sedang terjerembab nggak wajar di atas tubuh seorang cowok yang tadi dia tabrak dan cowok itu adalah seseorang yang...
“Ya ampunnn,,, loe lagi??!! Hus,hus pergi sana! “ Tia yang baru sadar siapa yang barusan tabrakan sama dia langsung berdiri dan berkacak pinggang sambil melotot marah menghadang tu cowok walaupun hatinya bergetar hebat.
Sementara cowok yang di marahin malah memilih untuk pergi sebelum megucapkan kata “sorry” kepada Tia.
Dia pikir lebih baik nggak memperpanjang urusan dengan cewek yang satu ini karena bakalan bikin berabe.
Tia yang merasa nggak terima dan dicuekin malah makin marah dan berteriak marah. “Dasar cowok nggak bertanggung jawab loe, pokoknya sampai kapan pun gue nggak terima di permalukan kayak gini dan gue bakalan......” Silvi berhasil mendekap mulut Tia karena dia nggak mau ikut di permalukan dan menjadi bahan omongan orang-orang di kantin ini hanya gara-gara ulah Tia yang kekanak-kanakan gini.
Tia mau protes tapi...“ Stop.. Jangan ngomong lagi. Kenapa sih loe ya? Sifat loe tadi itu nggak banget, udah kayak anak kecil, nggak sopan, dan nggak bisa ngertiin perasaan orang lain? Emang alasan loe marah-marah ke Rendy tadi apa? Padahal loe yang salah, malah orang lain yang di salahin dan satu lagi,, ingat... Rendy itu mantan pacar loe dan dia itu orang yang baik banget menurut gue.” Silvi mengeluarkan semua unek-unek di pikiran dan hatinya yang dari dulu nggak sempat di utarain karena Rendy selalu memaksa dia untuk diam jika Tia selalu marah-marah padanya.
“Loe yang kenapa?? Dia udah mempermalukan gue di kantin tadi dan stop jangan bilang dia mantan gue dan jangan ingetin gue tentang kebaikan-kebaikan dia di masa lalu, karena itu akan membuat gue makin muak pada cowok brengsek itu, diluar aja keliatan baik, huh... “ Tia nggak terima dengan pembelaan Silvi terhadap Rendy karena dia yang pernah ngerasain disakiti,dihianati dan dipermalukan.
“terserah loe,, gue Cuma mau ngasih tau loe kalau Rendy nggak seburuk dan sehina dugaan loe itu dan jangan salahin siapapun kalau suatu saat nanti loe nyesel ngelakuin kebodohan ini.” Silvi pergi meninggalkan Tia yang syok mendengar perkataan sahabatnya itu,, apakah maksud dari semua perkataan silv i tadi.
Udah Seminggu perkataan Silvi waktu itu masih saja mengiang-ngiang di telinga Tia.
“Dia nggak seburuk dugaan loe dan jangan salahin siapapun kalau suatu saat nanti loe nyesel ngelakuin kebodohan ini”.
Dan karena nggak tahan lagi dengan rasa penasarannya Tia menghampiri Silvi ke kelasnya yang udah semingguan ini semenjak kejadian itu dia selalu menghindari Tia.
Silvi langsung mendengus kesal melihat Tia datang menghampirinya dan dia udah bersiap-siap pergi dari kursinya, tapi dengan sigap Tia menahannya dan langsung menyeretnya ke taman sekolah dan anehnya silvi hanya diam diperlakukan begitu.
“Sekarang jelaskan maksud omongan loe seminggu yang lalu karena gue udah nggak tahan dihantui terus oleh omongan loe itu dan sikap loe yang selalu menghindari gue.” Tia to the point mengutarakan maksud utamanya bertemu dengan Silvi.
“omongan apa? Dan maksud loe apa?” Silvi hanya menjawab dengan nada dingin dan memilih nggak menghadap langsung kearah Tia.
“Plis vi,, bisa-bisa gue mati penasaran dan menderita seumur hidup kalau loe terus giniin gue, ok.. gue minta maaf atas kejadian seminggu yang lalu itu, dan sekarang tolong jelasin ke gue maksud loe apa ngomong kayak gitu??” Tia mulai meneteskan air matanya karena udah nggak sanggup lagi menahan penderitaannya selama ini, baik itu masalah omongan silvi, kemarahan silvi padanya dan perasaannya pada rendy yang selalu aneh.
Silvi paling nggak bisa ngeliat sohibnya yang satu ini nangis seperti sekarang dan dia merangkul Tia erat sekali.” Gue nggak bermaksud bikin loe menderita ya, gue Cuma ingin loe sadar aja akan tingkah loe yang buruk itu kepada Rendy, bagaimanapun juga Rendy itu tetap sahabat gue.” Tia mulai tenang walaupun masih ada tetesan air matanya yang jatuh.
“Loe tau sendirikan Vi, ginmana sakit hati gue gara-gara penghianatannya itu.Sakit banget vi. Dan sialnya sampai sekarang bayangan dia masih nggak bisa gue hapus dari hati gue.” Tia mulai jujur pada Silvi tentang perasannya yang selalu menderita.
Silvi tersenyum sesaat, “Gue tau kok kalau loe masih sayang sama Rendy, tapi yang gue sayangin kenapa setiap Rendy mau ngejelasin kesalahannya waktu itu loe marah nggak ngasih kesempatan padanya. Dan sekarang gue yakin loe bakalan nyesel kalau lo tau cerita yang sebenarnya.”
Silvi yang selama ini juga udah nggak tahan menyimpan kebenaran yang selalu dirahasiakannya bersama Rendy berfikir kalau sekarang adalah waktu yang tepat untuk membocorkannya kepada Tia.
Tia mengerutkan dahinya” Maksud loe apa vi??”
“ok,, gue akan jelasin semuanya dan gue harap loe nggak memotong ataupun berkomentar saat gue ngomong.”
Silvi mendesah. “Waktu malam sebelum loe ultah itu,, Rendy menemui gue dan dia minta tolong ama gue agar nemanin dia milihin kado buat loe.
Tapi berhubung waktu itu gue lagi sibuk ngurus persiapan kejutan buat ultah loe, jadinya gue nyaranin Rendy pergi ama Bela, dia sahabat gue dan Rendy waktu kecil yang waktu itu baru kembali dari London, cewek yang loe lihat di mall bareng Rendy itu.waktu loe pulang sambil nangis-nangis dan cerita kalau Rendy selingkuh, terus cerita bagaimana mesranya Rendy memakaikan kalung ke Cewek itu, saat itu gue juga heran dan sempat soudzon, jangan-jangan Rendy dan Bela masih saling suka karena gue tau bagaimana sedihnya Rendy waktu bela dan keluarganya mau pindah ke London. Tapi malamnya Rendy nelpon gue dan jelasin semuanya kalau dia dulu sempat janji jika Bela pulang dia bakal beliin bela kalung berliontin bintang. Dan saat itu Bela nagih, sekalian katanya.
Waktu gue mau jelasin semua itu sama loe, rendy malah ngelarang gue dan dia mau ngejelasin sendiri katanya.Tapi saat dia mau ngejelasin loe malah selalu marah-marah ama dia dan nggk pernah mgasih dia kesempatan dan dia juga nyuruh gue diam karena dia nggak mau ngerusak persahabatan kita. Gue juga nggak tau maksudnya apa tapi yang gue tau, dia itu masih sangat sayang sama loe karena gue selalu ngeliat dia mandangin foto kalian berdua kalau lagi duduk sendirian. Jadi bel, gue saranin loe maafin dia dan lanjutin hubungan kalian, gue nggak mau ngeliat sahabat-sahabat gue menderita gini.”
Tia udah nggak sanggup menahan air matanya keluar lagi dan sekarang dia sadar betapa dia sangat merindukan saat-saat indahnya bersama Rendy dulu.
”Gue mau nemuin Rendy sekarang vi, dia dimana?”Tia udah siap-siap berdiri.
Wajah silvi sedih lagi, “ Udah terlambat, dia udah nggak disini lagi, dia udah ke Amerika nyusul bonyoknya, katanya dia nggak mau jadi orang yang membuat loe menderita lagi. Waktu dia mau berangkat tiga hari yang lalu itu gue sempat berantem dulu ama dia.Gue bilang kalau dia cowok pengecut tapi dia menyangkal kalau semua ini buat kebahagiaan bersama.”
Tia membayangkan tiga hari yang lalu waktu Rendy datang kerumahnya dan waktu dia ngeliat Rendy lagi duduk di ruang tamu bersama bundanya, dia langsung mengusir rendy, saat itu dia juga nggak mau dengar saat rendy mau ngomong sesuatu ama dia dan dia juga nggak telalu mikirin waktu ngeliat wajah bundanya seperti mau ngomong tapi saat dilirik, Rendy malah nggak jadi ngomong.
“Jadi waktu dia kerumah gue dia mau ngomongin itu dan jelasin semuanya,tapi gue malah... “ Tia menangis sejadi-jadinya dan memeluk erat Silvi.”Gue nggak mau kehilangan dia lagi vi,, gue masih sayang banget ama dia.”
Tia, loe kenapa?? Vi, tia kenapa nangis gitu?? Loe apain dia??” Pertanyaan beruntun itu membuat Tia kaget karena suara orang itu sangat di kenalnya dan orang itu...
“Rendy....” Tia langsung memeluk Rendy yang masih bengong dan khawatir.”Jangan pergi dan jangan tinggalin gue,, gue minta maaf selama ini nggak pernah dengerin omongan loe. Ren, jangan pergi..”
Tia melepaskan pelukannya dan baru sadar kalau dia lagi dibohongin Silvi waktu ngeliat seragam yang dipakai Rendy masih seragam sekolah yang sama dengannya dan saat dia noleh ke Silvi dia malah kesel ngeliat Silvi ngakak bebas di kursi.
“Sabar... hehe soalnya kalau gue nggak gituin loe, sampai Rendy bener-bener pergi loe nggak bakalan kayak tadi. Hahahahahahahhahah..........” Silvi menjelaskan tujuannya sebelum Tia menyemprotnya karena kesel.
“Ya ampunn.....” rendy yang baru sadar dan ngerti tentang kejadian itu malah senyum-senyum nggak jelas kearah Tia. Tia yang digodain gitu malah memeluk Rendy dan Silvi, dia nggak marah dimainin dengan kebohongan barusan,malah dia bersyukur banget Silvi gituin dia karena semua itu bikin dia sadar akan keangkuhan dan kesalahannya selama ini dan saat ini hatinya seakan terasa plong banget.
End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar